Minggu, 27 Januari 2013

Faktor Penghambat Perkembangan Organisasi


I.                 Faktor – faktor penghambat perkembangan dan perubahan organisasi
Herbert Kaufman dalam bukunya Limits Of Organization Change
(1985 :8)
Mengemukakan bahwa kegagalan untuk mengadakan perubahan didalam organisasi dapat
Disebabkan oleh beberapa faktor :

Faktor – factor tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori , yaitu :
1.      Hasrat untuk mempertahankan kestabilan hidup bersama (acknowledged collective benefits of stability)
2.      Pertimbangan atas lawan-lawan yang mungkin dihadapi untuk mengadakan perubahan (calculated opposition to change).
3.      Ketidakmampuan untuk mengadakan perubahan (inability to change)
a.       Hasrat untuk mempertahankan manfaat kestabilan hidup bersama  (acknowledged collective benefites or stability) dengan aturan yang sudah melembaga pada suatu organisasi telah terbentuk pola prilaku yang sudah disepakati dan tampil sebagai iklim kerja yang mewarnai kehidupan organisasi yang menciptakan kehidupan stabil dengan rasa aman dan silahturahmi yang baik antara individu yang terkait. Oleh karena itu adanya perubahan dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan dan keresahan sehingga mengundang ketidak stabilan organisasi.
b.      Pertimbangan atas lawan-lawan yang mungkin akan dihadapi dalam mengadakan perubahan (calculated opposition to change)

Kelompok oposisi atas perubahan akan datang dari dalam maupun dari luar organisasi, baik secara perseorangan maupun berkelompok. Munculnya kaum oposisi ini dapat berdasarkan pada berbagai alasan antara lain :
1). Untuk melindungi keadaan yang dipandang sudah baik dan sedang dinikmati (prevailing advantage).

2). Untuk melindungi kualitas yang sudah ada (protection of quality), dalam hal ini dikhawatirkan perubahan didalam organisasi akan menimbulkan gangguan terhadap kualitas produk yang sudah dicapai.

3). Kekhawatiran akan biaya perubahan (psyhic of change). Dalam hal ini perubahan organisasi terhambat oleh pertimbangan manfaat perubahan dibandingkan dengan biaya yang harus digunakan.
               c). Ketidakmampuan untuk berubah menurut pendapat
                   Herbert Kaufmant (1985:15) adalah karena beberapa alasan,     antara lain :
1). Pembuatan mental (mental Blinders)
        a). Pembuatan Mental (Mental Blinders)
              Pembuatan mental didalam organisasi antara lain melalui prilaku secara terprogram melalui metode yang sama dengan pengarahan, instruksi atau indoktrinasi sehingga tertanam pada semua anggota organisasi. Pengisian posisi didalam organisasi didasarkan pada pemilihan tidak hanya atas keahlian.

2). Hambatan Sistem (systemic Obstacles)
        a). Hambatan Sistem
              Hambatan system merupakan hambatan internal dalam diri orang-orang dalam organisasi yang membentuk Karena pengendalian dari luar diri orang-orang tersebut, yaitu dari system organisasi.
Hambatan-hambatan tersebut meliputi :
1). Keterbatasan sumber daya (resource limition)
      Hal ini terjadi karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, sehingga tidak mampu membiayai perubahan yang diharapkan.
2). Terperangkap oleh biaya (Sunk Cost)
      Perubahan yang diharapkan dilaksanakan dalam organisasi dapat terhambat karena organisasi terperangkap oleh biaya yang harus dikeluarkan untuk kekayaan yang tidak dapat dengan cepat diuangkan sebagai akibat investasi pada kekayaan tetap yang memberikan hasil (ROI) tidak sesuai dengan yang diharapkan.

3). Akumulasi hambatan-hambatan perilaku yang bersifat resmi (accumulations of official constrain’s on Behaviour).
      Hambatan-hambatan ini dapat berupa status, ketentuan-ketentuan hokum, hubungan personal didalam struktur organisasi ,dan lain-lain, yang semakin berpengalaman suatu organisasi, semakin berkembang ketentuan-ketentuan resmi yang melembaga dan membatasi perilaku individu-individu didalamnya.

4). Hambatan-hambatan  perilaku yang tidak resmi dan tidak direncakan.
     Hambatan ini datang melalui kelompok informal didalam organisasi formal, berupa antara lain sabotase bawahan terhadap program perubahan.

5). Kesepakatan antar organisasi
      Perubahan organisasi juga dapat terhambat oleh kesepakatan organisasi dengan organisasi lain. Kesepakatan ini dapat berupa kontak kerja, kesepakatan dengan pelanggan (perjanjian jual beli), kesepakatan dengan pesaing (melalui OPS), kesepakatan untuk mematuhi ketentuan pemerintah, dan lain-lain.
Untuk melaksanakan perubahan didalam organisasi, maka hambatan-hambatan tersebut harus dapat diantisipasi dan diatasi, mengingat bahwa perubahan didalam organisasi merupakan tuntutan yang perlu dilaksanakan seiring dengan laju dinamika masyarakat tempat organisasi berbeda. Perubahan ini dapat dilaksanakn sebagai keharusan atau secara sukarela (involuntary change or voluntary change).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar