Minggu, 28 April 2013

Ongkos dan Penerimaan

Pengertian Ongkos (cost/biaya) :

  • Biaya (Cost) adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.


Macam - Macam Ongkos



  1. Total Fixed Cost(ongkos total tetap : 
    adalah jumlah ongkos yang tetap yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi.C)ontoh penyusutan, sewa, dsb.Biaya total (TFC) tidak tergantung pada kuantitas output (Q),sedangkan biaya variabel total bergantung pada kuantitas output.

  2. Total Variabel Cost ( ongkos variabel total ) 
    adalah jumblah ongkos-ongkos yang dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan.Contoh ongkos bahan mentah, tenaga kerja dan sebagainya.
  3. Total Cost (ongkos total ) 
    adalah penjumblahan antara ongkos total tetap dengan ongkos total variabel. TC = TFC + TVC
  4. Averege Fixed Cost ( ongkos tetap rata-rata ) 
    adalah ongkos tetap yang dibebankan untuk setiap unit output. [
    AFC = (TFC / Q)*Q] 
    Biaya tetap rata-rata (AFC) menurun secara kontinyu sampai mendekati garis horisontal, karena AFC = TFC/Q
  5. Averege Fixed Cost (ongkos variabel rata-rata) 
    adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap unit output. 
    AVC = TVC/Q
  6. Averege Total Cost (onggkos total rata-rata) 
    adalah ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit output 
    ATC = TC / Q
  7. Marginal Cost (ongkos marginal) 
    adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena bertambahnya atau berkurangnya satu unit output. 
    MC = ∆TC / ∆Q = ∆TVC / ∆Q
Pengertian Penerimaan/Pendapatan:

Pendapatan adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan barang atau outputnya. Atau berapa jumlah pendapatan yang akan diperoleh dengan memproduksi  barang tersebut.

Macam-Macam Penerimanaan(Revenue) :


  1. Total Revenue (TR) 
    adalah penerimaan total dari hasil penjualan output. 
    TR = P*Q 
    dimana : P = Price / Harga dan 
    Q = Quantity / Jumlah Barang

  2. Average Revenue (AR) 
    adalah penerimaan perunit dari penjualan output. 
    AR = TR / Q = (P*Q)/Q = P jadi, AR = P
  3. Marginal Revenue (MR) 
    adalah kenaikan atau penurunan penerimaan sebagai akibat dari penambahan atau pengurangan satu unit output. 
    MR = ∆TR / ∆Q

Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).

Terdapat tiga pendekatan perhitungan pendapatan maksimum, yaitu :

1. Total penerimaan (Total revenue : TR),

yaitu total penerimaan dari hasil penjualan. Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya,

dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).

2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR),

yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.

3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR),

yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output. Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal. Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa :
1. Positif;
2. Sama dengan nol;
3. Negatif.

 
Kurva Ongkos Produksi Jangka Panjang

Kurva Biaya Total

Kurva Ongkos Variabel Rata-Rata

Kurva Kemungkinan Kapasitas Produksi

sumber :
http://idadwiw.wordpress.com/2012/06/30/macam-macam-ongkos-dan-kurva-ongkos/
http://nabiyutiful.blogspot.com/2010/05/permintaan-dan-penawaran-artikel.html

Perilaku Produsen

Teori :

Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Dan orang yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau dipasarkan disebut produsen. Untuk dapat melakukan kegiatan produksi, seorang produsen membutuhkan  faktor – faktor produksi. Terdapat dua macam faktor produksi yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan. Sedangkan Produsen ialah orang/perusahaan yang melakukan produksi. 
1. Faktor produksi asli
Yang termasuk faktor produksi asli antara lain sebagai berikut :
  • Alam. Contohnya : tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuh – tumbuhan, hewan, barang tambang.
  • Tenaga kerja. Tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat dirubah atau diolah menjadi barang hasil produksi.
2. Faktor produksi turunan
Yang termasuk faktor produksi turunan adalah modal dan keahlian.
Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi, jeans itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga kerja. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :
Q = f(L, R, C, T)
Dimana :
Q         = jumlah barang yang dihasilkan (quantity)
F          = symbol persamaan (function)
L          = tenaga kerja (labour)
R         = kekayaan alam (resources)
C         = modal (capital)
T         = teknologi (technology)
Perilaku Produsen
Sebuah usaha produksi baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau yang sering kita sebut pengusaha. Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis.
Pengusaha berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer. Bila hanya memiliki sebuah usaha dan hanya berusaha mencari keuntungan, maka orang itu barulah sebatas pemilik bisnis. Bila orang itu hanya mengatur karyawan dan menggunakan sumber daya perusahaan untuk usaha, maka orang itu disebut sebagai manajer. Pengusaha lebih dari keduanya. Pengusaha berusaha mendirikan perusahaan yang menguntungkan, mencari dan mengelola sumber daya untuk memulai suatu bisnis.
Agar berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut :
a. Perencanaan. Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Ia harus tau apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
b. Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus bisa ia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun manusia.
c. Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.
d. Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru sebaliknya.
B.  Produksi Optimal
Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan factor produksi untuk memproduksi output tertentu, posisi optimal ini dicapai dimana tidak dimungkinkan untuk meningkatkan output tanpa mengurangi produksioutput yang lain.
Tingkat Produksi Optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantitiy (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapatdicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biayapersediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan.Metode EPQ menggunakan asumsi sbb :
1.   barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2.  selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3.   Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sbb :
1. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
2. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi.Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
1. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
2. Biaya modal (opportunity cost of capital)
3. Biaya keusangan
4. Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
5. Biaya asuransi persediaan
6. Biaya pajak persediaan
7. Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
8. Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.


Contoh Soal :
JIKA DIKETAHUI :
FUNGSI PRODUKSI ( Q ) = 10 L 0,5 K 0,5
FUNGSI BIAYA PRODUKSI : 2000 = 4 L + 8 K
PERINTAH :
-BERAPA OUT PUT MAKSIMAL
-BERAPA JUMLAH TENAGA KERJA DAN KAPITAL UNTUK MENCAPAI OUTPUT MAKSIMAL TERSEBUT
-BERAPA BIAYA MINIMAL UNTUK MENCAPAI OUT MAKSIMAL TERSEBUT


Jawaban :


 * Q = 10 L 0,5  K 0,5         TC : 2000 = 4 L + 8 K

MRTSLK = MPL : w  = MPK : r = ( 5L- 0,5  K -0,5 ) : 4 = ( 5L- 0,5  K -0,5 ) : 8



* 40 L -0,5 K 0,5 = 20 L 0,5 K -0,5 ( x L 0,5 ) : 40 K 0,5 = 20 L K -0,5
* 40 K 0,5 = 20 L K -0,5 ( x K 0,5 ) : 40 K = 20 L
                                                : L = 2 K
* 2000 = 4 ( 2 K ) + 8 K 2000 = 16 K K = 125
L = (2) 125 L = 250
* Q = 10 (250) 0,5 (125) 0,5 = 1.767,8 OUPUT MAK


* UNTUK MENCAPAI OUTPUT MAKSIMAL (1.767,8) MAKA JUMLAH TENAGA KERJA YANG DIGUNAKAN SEBANYAK 250 DAN JUMLAH KAPITAL YANG DIGUNAKAN SEBESAR 125

sumber :
http://hertoniraditya.wordpress.com/2012/03/21/perilaku-produsen
http://ssantoso.umpo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/4.-TEORI-PERILAKU-PRODUSEN.pdf